DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Sedikit diketahui oleh masyarakat bahwa tanggal 14 September merujuk pada Hari Gemar Membaca dan Hari Kunjungan Perpustakaan. Perayaan ini memiliki sejarah yang dimulai pada tanggal 14 September 1995, ditetapkan oleh Presiden Soeharto. Selain itu, pada saat yang sama, juga dicanangkan Bulan Gemar Membaca. Mari merayakan Hari Gemar Membaca dan Hari Kunjungan Perpustakaan di Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumen Sastra (PDS HB Jassin)!
Hari Gemar Membaca adalah peringatan literasi yang ditujukan untuk menginspirasi orang-orang dari segala usia untuk membaca lebih banyak dan lebih sering. Literasi menjadi kunci menuju pemahaman yang lebih dalam, peningkatan pengetahuan, dan perkembangan pribadi. Peringatan ini memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengeksplorasi dunia buku dan merayakan keajaiban membaca.
Bagi anak-anak, Hari Gemar Membaca adalah kesempatan yang baik untuk diperkenalkan dengan dunia buku. Perpustakaan Jakarta sering mengadakan berbagai acara seperti cerita dongeng, pertunjukan teater, dan lokakarya kreatif yang dirancang khusus untuk menarik minat anak-anak dalam membaca. Melalui kegiatan-kegiatan ini, mereka dapat menemukan kesenangan dalam membaca dan mengembangkan kebiasaan literasi sejak dini.
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun dapat merayakan Hari Gemar Membaca dengan berbagai cara. Perpustakaan Jakarta menawarkan koleksi buku yang beragam, mulai dari fiksi hingga nonfiksi, sehingga setiap orang dapat menemukan sesuatu yang sesuai dengan minat mereka. Selain itu, acara-acara seperti kelompok diskusi buku dan pertemuan penulis sering diadakan untuk memfasilitasi berbagi pengalaman dan pemahaman lebih mendalam tentang buku-buku tertentu.
Hari Gemar Membaca juga menciptakan peluang untuk mendorong budaya membaca di masyarakat. Orang-orang dapat mengambil langkah sederhana seperti berbagi buku dengan teman, membuka klub buku di komunitas mereka, atau berpartisipasi dalam program-program literasi yang ada. Semua tindakan ini dapat membantu membangun komunitas yang lebih kuat dan melek literasi.
Sementara Hari Gemar Membaca memfokuskan pada perayaan buku dan membaca, Hari Kunjungan Perpustakaan adalah saat yang tepat untuk mengenal lebih dekat institusi perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan Jakarta, dengan koleksi yang kaya dan fasilitas yang modern, membuka pintunya untuk semua orang pada hari ini.
Kunjungan ke perpustakaan tidak hanya tentang meminjam buku, tetapi juga tentang menggali berbagai sumber pengetahuan yang tersedia. Perpustakaan Jakarta menawarkan akses ke buku-buku cetak dan digital, jurnal ilmiah, majalah, dan berbagai materi referensi lainnya. Ini adalah sumber daya berharga bagi siswa, peneliti, dan siapa saja yang ingin menggali topik tertentu lebih dalam.
Selain itu, perpustakaan juga merupakan tempat yang nyaman untuk belajar dan bekerja. Fasilitas seperti ruang baca, ruang belajar, dan akses internet dapat membantu produktivitas pengunjung.
Hari Gemar Membaca dan Hari Kunjungan Perpustakaan adalah momen penting untuk merenungkan pentingnya literasi di masyarakat Jakarta. Literasi adalah landasan pembangunan individu dan komunitas, serta kunci untuk mengatasi berbagai tantangan sosial dan ekonomi.
Untuk meningkatkan literasi di masyarakat, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, pendidikan literasi sejak dini harus diprioritaskan. Sekolah dan perpustakaan dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke buku dan pengajaran yang memadai tentang membaca dan menulis.
Kedua, promosi membaca harus ditingkatkan. Program-program seperti klub buku, pertunjukan sastra, dan festival buku dapat menginspirasi orang untuk membaca lebih banyak. Perpustakaan Jakarta dapat terus menjadi pusat kegiatan-kegiatan ini dan menjalin kemitraan dengan komunitas dan penulis lokal untuk menciptakan acara yang menarik.
Ketiga, literasi digital juga harus diperhatikan. Di era digital, kemampuan untuk menavigasi internet dan menggunakan teknologi informasi adalah keterampilan penting. Perpustakaan Jakarta dapat memainkan peran dalam memberikan pelatihan literasi digital kepada masyarakat.
Terakhir, perlu ada dukungan yang berkelanjutan untuk perpustakaan. Perpustakaan adalah aset berharga dalam upaya meningkatkan literasi, dan perlu mendapatkan dukungan finansial dan sumber daya yang cukup untuk menjalankan program-program literasi dengan efektif.
Hari Gemar Membaca dan Hari Kunjungan Perpustakaan menjadi momen berharga untuk merayakan literasi dan mengapresiasi peran penting perpustakaan dalam masyarakat Jakarta. Ini adalah kesempatan untuk mengeksplorasi dunia buku, belajar, dan berbagi pengetahuan. Dengan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan literasi, kita dapat membangun masyarakat yang lebih kuat, berpengetahuan, dan melek literasi. Mari rayakan Hari Gemar Membaca dan Hari Kunjungan Perpustakaan dengan semangat yang tinggi, dan teruslah membaca untuk mencapai potensi penuh kita dalam kehidupan!
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq
DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Literasi anak merupakan fondasi penting dalam pembentukan generasi masa depan yang cerdas dan berwawasan. Salah satu lembaga yang memegang peran sentral dalam membangun cinta pada bacaan adalah perpustakaan. Di Jakarta, perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan literasi anak.
Artikel ini akan membahas bagaimana perpustakaan di Jakarta berkontribusi dalam membentuk cinta pada bacaan di kalangan anak-anak.
Salah satu hal terpenting dalam membangun literasi anak adalah memberikan akses mudah kepada bahan bacaan yang beragam. Perpustakaan Jakarta telah berperan aktif dalam menyediakan koleksi buku yang kaya dan beragam. Anak-anak dapat dengan mudah mengakses berbagai jenis buku, mulai dari cerita anak-anak hingga ensiklopedia, di perpustakaan ini. Hal ini memberi mereka peluang untuk mengeksplorasi minat mereka dan mengembangkan cinta pada bacaan.
Perpustakaan Jakarta juga tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan kegiatan literasi. Mereka sering mengadakan program-program pendidikan khusus untuk anak-anak seperti baca bersama, ceramah penulis, dan lokakarya menulis. Program-program ini membantu anak-anak memahami pentingnya membaca dan menumbuhkan minat pada bacaan. Mereka juga bisa bertemu dengan penulis-penulis lokal dan mendapatkan inspirasi langsung dari mereka.
Perpustakaan Jakarta menyediakan ruang yang nyaman untuk membaca. Anak-anak dapat duduk di sana, meresapi suasana tenang, dan meresapi buku-buku yang mereka baca. Ruang ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran dan membaca. Keberadaan ruang seperti ini sangat penting dalam membantu anak-anak merasa nyaman dan senang membaca.
Selain buku cetak, Perpustakaan Jakarta juga menawarkan akses ke buku digital dan sumber daya online. Ini penting karena mengikuti perkembangan teknologi adalah hal yang krusial dalam literasi modern. Anak-anak dapat mengakses berbagai sumber daya elektronik yang mendukung pembelajaran mereka dan membantu mereka menjadi literat dalam dunia digital.
Perpustakaan Jakarta memiliki kegiatan khusus untuk anak-anak, seperti klub baca, pertunjukan boneka, dan teater anak-anak. Ini adalah cara yang bagus untuk menghadirkan buku dalam bentuk yang menarik bagi anak-anak. Pertunjukan dan kegiatan lainnya membantu membawa cerita kehidupan dan membuatnya lebih mudah dipahami oleh anak-anak.
Perpustakaan Jakarta juga aktif bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan komunitas di sekitarnya. Mereka mengadakan program-program bersama yang mendukung upaya literasi anak-anak. Kolaborasi semacam ini memperluas jangkauan perpustakaan dan membantu mencapai lebih banyak anak.
Selain fokus pada anak-anak, Perpustakaan Jakarta juga memberikan perhatian kepada orang tua. Mereka menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan literasi bagi orang tua agar mereka bisa menjadi pembimbing yang lebih baik dalam membantu anak-anak mereka membaca dan memahami buku.
Perpustakaan Jakarta terus berinovasi dalam upaya meningkatkan literasi anak-anak. Mereka menggunakan teknologi, seperti aplikasi perpustakaan digital, untuk membuat akses ke bacaan lebih mudah dan menarik bagi anak-anak. Ini adalah cara efektif untuk tetap relevan dalam era digital.
Perpustakaan Jakarta telah menerima penghargaan dan pengakuan atas kontribusinya dalam membangun literasi anak-anak. Pengakuan semacam ini mendorong mereka untuk terus meningkatkan layanan mereka dan memotivasi staf perpustakaan untuk berkinerja lebih baik.
Keberhasilan perpustakaan Jakarta dalam membangun literasi anak tidak hanya bergantung pada upaya mereka sendiri tetapi juga dukungan dari masyarakat. Banyak orang tua dan komunitas yang aktif mendukung program-program literasi perpustakaan ini, sehingga menciptakan ekosistem literasi yang kuat di Jakarta.
Perpustakaan Jakarta memainkan peran yang sangat penting dalam membangun cinta pada bacaan di kalangan anak-anak. Melalui aksesibilitas, program-program literasi, ruang yang nyaman, dan berbagai inisiatif lainnya, mereka telah menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan literasi anak-anak.
Dalam era di mana teknologi semakin mendominasi, Perpustakaan Jakarta juga telah beradaptasi dengan baik untuk memasukkan literasi digital ke dalam strategi mereka. Dengan dukungan masyarakat yang kuat, Perpustakaan Jakarta terus menjadi pelopor dalam membangun generasi yang gemar membaca dan berpengetahuan. Semua ini membuktikan bahwa perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan cerdas dan berwawasan bagi anak-anak Jakarta.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq
DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Mira Wijaya, atau lebih dikenal sebagai Mira W., adalah salah satu penulis wanita tersohor di Indonesia yang telah mencapai prestasi luar biasa dalam dunia sastra. Lahir pada 13 September 1950 di Jakarta, Mira W. merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Othnil Wijaya dan Vitalia. Nama belakang ayahnya, Wijaya, adalah nama yang kemudian digunakan oleh Mira di belakang namanya, yang memperoleh singkatan W.
Ayah Mira, Othnil Wijaya, adalah seorang produser film yang turut berkontribusi pada perkembangan perfilman Indonesia. Film karyanya yang berjudul "Lutung Kasarung" diproduksi pada tahun 1926 dan masih dianggap sebagai film Indonesia pertama. Sejak masa kecil, Mira sering mengikuti ayahnya ke lokasi syuting dan memberikan masukan kreatif. Pengalaman ini secara signifikan memengaruhi kreativitasnya dalam menulis, terutama dalam menghadirkan cerita-cerita yang menarik di layar sinetron.
Mira menempuh pendidikan di beberapa sekolah Katolik di Jakarta, termasuk Santa Maria Fatima dan Marsudirini. Ia kemudian meraih gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta pada tahun 1980. Setelah lulus, Mira menjalani ikatan dinas di Riau, Pekanbaru, selama tiga tahun. Pendidikan dan pengalaman kedokterannya memberikan pemahaman mendalam tentang psikiatri dan psikologi, yang sangat berguna dalam menggambarkan pergumulan psikologis tokoh-tokohnya dalam karya-karyanya.
Selain sebagai pengarang, Mira W. juga menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Moestopo Beragama, Jakarta. Kombinasi profesi sebagai dosen dan dokter memberikan pemahaman mendalam tentang sifat manusia dan kisah-kisah yang penuh konflik psikologis. Karyanya mencerminkan pemahaman mendalam tentang kondisi manusia. Beberapa karyanya yang terkenal yaitu:
Dalam novel ini, kita diceritakan tentang perempuan bernama Arini yang selalu cemas untuk melewatkan kereta, sehingga dia akhirnya menaiki kereta yang salah. Sayangnya, pilihan itu membawanya ke dalam derita yang tak terduga. Arini tak pernah membayangkan bahwa kereta yang dia tumpangi akan membawanya ke dalam jurang penderitaan. Baginya, mungkin saat itu terasa seolah tidak ada kereta lain yang akan mengarungi hidupnya. Pada tahun 1987, kisah ini diangkat menjadi film, dan pada tahun 2018, Ismail Basbeth menggarap ulangnya untuk tayangan bioskop.
Novel "Cermin Tak Pernah Berdusta" menceritakan tentang seorang gadis bernama Kavela yang merasa terjebak karena penampilannya yang sederhana dan sering kali diolok-olok serta diabaikan oleh orang lain. Setelah lulus SMA, Kavela mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Dia menjadi seorang CEO sukses dalam sebuah perusahaan dan penampilannya pun berubah drastis dari masa SMA-nya. Namun, perubahan ini juga membawanya menjadi pribadi yang berbeda. Ketika bertemu kembali dengan teman SMA-nya, Roni, Kavela merencanakan balas dendam.
Novel ini menceritakan kisah cinta seorang pria sepanjang alur Sungai Amazon. Vania, seorang mahasiswa tingkat akhir yang mandiri, cerdas, dan gigih, bertemu dengan Aries, seorang playboy yang berasal dari keluarga konglomerat. Meskipun awalnya tak sepadan, Aries tertarik pada Vania dan berhasil mendekatinya.
Mereka menjalin hubungan asmara dan bahkan berencana untuk menikah. Namun, rencana pernikahan mereka mendapat penentangan dari keluarga Aries yang menganggap Vania tidak pantas. Meskipun demikian, Aries nekat menikahi Vania dan meninggalkan gaya hidup mewahnya untuk tinggal bersama Vania di rumah sederhana. Namun, masalah muncul ketika sahabat dan pengawal Aries, Guntur, terlibat dalam masalah yang melibatkan Vania.
Mira W. telah menghasilkan banyak karya sastra selama lebih dari dua dekade berkarier sebagai pengarang. Dia telah menulis lebih dari 50 novel dan 8 kumpulan cerpen. Banyak dari novel-novelnya telah diangkat menjadi film atau sinetron, yang menunjukkan daya tarik cerita dan karakter-karakternya. Beberapa judul yang terkenal termasuk "Cinta Tak Pernah Salah," "Perisai Kasih," dan "Sesaat dalam Pelukan."
Prestasi Mira W. tidak hanya tercermin dalam jumlah karyanya yang produktif, tetapi juga dalam penghargaan yang telah diterimanya. Sebagai contoh, novelnya "Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi" dan "Ketika Cinta Harus Memilih" telah mengalami cetak ulang hingga 11 kali. Karyanya juga telah meraih berbagai penghargaan termasuk piala citra dalam industri film Indonesia.
Mira W. menjadi pengarang sukses Indonesia yang memadukan bakat sastra dan pengetahuan kedokteran dengan apik. Karyanya yang unik dan penuh dengan konflik psikologis telah memikat banyak pembaca dan penonton di seluruh Indonesia. Dengan prestasinya yang luar biasa, ia tetap menjadi salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia hingga kini.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq
DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Dunia sastra Indonesia sangat berwarna dan beragam. Dalam dunia sastra Indonesia, terdapat sejumlah tokoh perempuan yang telah memberikan kontribusi berharga dalam mengguratkan sejarah kekayaan sastra tanah air. Mereka bukan hanya penulis berbakat, tetapi juga tokoh-tokoh inspiratif yang mampu menghadirkan perspektif unik tentang kehidupan, kemanusiaan, dan masyarakat melalui kata-kata.
Artikel ini akan mengajak Kawan Perpus dan Kawula Sastra untuk mengenal lebih jauh tentang para penulis perempuan yang telah menciptakan karya-karya berharga dalam sastra Indonesia, serta merayakan pencapaian mereka dalam membuka jendela ke dunia sastra yang beragam dan kaya makna.
Nh. Dini adalah salah satu penulis perempuan yang menggemparkan dunia sastra Indonesia dengan karyanya yang provokatif. Beliau menciptakan karya “Merdeka dan Merah Putih”, yang sayangnya dianggap sebagai ancaman oleh pihak Belanda, sehingga ayahnya harus terlibat dalam masalah tersebut. Nh. Dini banyak mendapat penghargaan atas karya-karyanya, salah satunya yaitu Lifetime Achievement Award dalam malam pembukaan Ubud Writers and Readers Festival 2017 yang menghargai perjalanan karir sastranya yang luar biasa.
Leila S. Chudori adalah penulis yang terkenal karena karyanya yang cermat dalam menyelidiki sejarah Indonesia. Namanya tidak asing lagi di dunia sastra Indonesia. Bagaimana tidak, sejak berusia 11 tahun, ketika duduk di kelas 5 SD, ia telah membagikan imajinasinya yang luar biasa dengan kisah-kisah menariknya di majalah anak-anak. Cerpen pertamanya yang berjudul "Pesan Sebatang Pohon Pisang" mencuri perhatian di majalah Si Kuncung pada tahun 1973. Inilah awal perjalanan luar biasa seorang penulis yang berbakat.
Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, Leila S. Chudori melanjutkan perjalanan sastranya dengan serius. Karya-karyanya yang mendalam mulai terbit di majalah sastra Horison, surat kabar Kompas Minggu, Sinar Harapan, serta majalah Zaman dan Matra. Tidak hanya menjadi penulis, ia juga seorang wartawan yang memenangkan penghargaan South East Asia Write Award pada tahun 2020 atas novelnya yang menggugah hati yang berjudul "Laut Bercerita."
Dikenal sebagai novelis pemberani, Justina Ayu Utami, atau lebih akrab dipanggil Ayu Utami, memulai perjalanannya di dunia tulis-menulis dari Bogor, Jawa Barat. Lahir pada 21 November 1968, Ayu Utami awalnya mengejar karir wartawan, yang membuka pintu luas bagi bakatnya dalam menulis. Pada tahun 1991, ia mulai menulis kolom mingguan yang penuh warna, "Sketsa," untuk harian Berita Buana. Tidak hanya itu, Ayu Utami juga menjadi salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan berkontribusi besar dalam pembentukan Komunitas Utan Kayu.
Namun, puncak ketenarannya terwujud ketika ia merilis novel pertamanya yang kontroversial, "Saman," pada tahun 1998. Novel ini bukan hanya sekadar karya sastra, tetapi juga sebuah gebrakan dalam dunia sastra Indonesia. Prestasi gemilang ini membuat Ayu Utami meraih Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1998. Perjalanan sastranya terus bersinar, dengan novel "Bilangan Fu" yang mengantarkannya meraih Penghargaan Khatulistiwa Literary Award tahun 2008.
Djenar Maesa Ayu, atau yang akrab disapa Nai, adalah seorang penulis berbakat yang lahir di Jakarta pada tanggal 14 Januari 1973. Lahir dalam keluarga seniman, Nai mengambil langkah pertamanya dalam dunia sastra dengan mendekati beberapa sastrawan terkenal, termasuk Budi Darma, Seno Gumira Ajidarma, dan Sutardji Calzoum Bachri. Dalam perjalanan sastranya yang unik, Nai mengeksplorasi tema-tema yang kuat, terutama seputar dunia perempuan dan seksualitas.
Karyanya yang paling awal adalah cerpen berjudul "Lintah" (2002), yang menyoroti isu feminisme dan diterbitkan di Kompas. Namun, karyanya yang benar-benar mengukir namanya adalah kumpulan cerpen pertamanya yang berjudul "Mereka Bilang, Saya Monyet!" (2004). Buku ini telah mencapai cetakan kedelapan dan menjadi salah satu dari sepuluh buku terbaik Khatulistiwa Literary Award pada tahun 2003. Bahkan lebih mengesankan, buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, menciptakan dampak global.
Deretan nama-nama di atas adalah sebagian dari tokoh-tokoh perempuan dalam dunia sastra Indonesia. Tentu masih banyak lagi inspirasi yang bisa kita telusuri. Dalam berbagai genre dan gaya, tokoh-tokoh perempuan dalam sastra Indonesia telah memberikan kontribusi yang berharga bagi sastra dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Karya-karya mereka mencerminkan beragam pengalaman perempuan, serta mengeksplorasi isu-isu penting seperti feminisme, identitas, dan sejarah. Sastra Indonesia tidak hanya diperkaya oleh cerita-cerita mereka tetapi juga oleh keberanian mereka dalam menghadapi berbagai tantangan dalam proses menulis. Semua ini menjadi bukti bahwa perempuan memiliki suara yang penting dan kuat dalam sastra Indonesia.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq
DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Peran orangtua dalam membentuk perkembangan anak sangatlah penting. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah literasi parenting. Literasi parenting adalah kemampuan orangtua untuk mengakses, memahami, dan menggunakan informasi serta sumber daya yang diperlukan untuk mendukung perkembangan optimal anak-anak mereka.
Artikel ini akan menguraikan pentingnya literasi parenting, bagaimana orangtua dapat meningkatkan literasi parenting mereka, serta sumber daya terkini yang tersedia untuk mendukung peran penting ini dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi parenting merupakan salah satu aspek kunci dalam peran orangtua yang efektif. Mengapa literasi parenting sangat penting? Berikut beberapa alasan mengapa hal ini perlu diperhatikan:
Pemahaman yang baik tentang literasi parenting dapat membantu orangtua membangun hubungan yang kuat dengan anak-anak mereka. Ketika orangtua memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara berkomunikasi dengan anak-anak, mengatasi konflik, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan, mereka dapat menciptakan ikatan yang sehat dan erat dengan anak-anak mereka.
Literasi parenting juga mencakup kemampuan membaca dan memahami teks. Orangtua yang membaca buku bersama anak-anak mereka, berbicara tentang cerita, dan mendukung kegiatan membaca akan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan bahasa yang kuat dan minat pada membaca.
Orangtua yang memiliki literasi parenting yang baik juga dapat membantu anak-anak mereka menghadapi tantangan dalam kehidupan, seperti masalah sekolah, teman, atau emosi. Mereka dapat memberikan panduan yang tepat, membantu anak-anak memahami situasi, dan memberikan dukungan yang diperlukan.
Pemahaman tentang literasi parenting membantu orangtua dalam mempersiapkan anak-anak untuk masa depan. Mereka dapat membimbing anak-anak dalam membuat keputusan yang bijaksana, mengembangkan keterampilan sosial, dan mengejar minat dan bakat mereka.
Sekarang kita akan melihat beberapa cara orangtua dapat meningkatkan literasi parenting mereka:
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan literasi parenting adalah dengan membaca buku dan sumber bacaan yang berkaitan dengan perkembangan anak. Buku-buku parenting yang baik dapat memberikan wawasan tentang berbagai aspek perkembangan anak, dari tahap bayi hingga remaja. Selain itu, orangtua juga dapat mencari artikel online, blog, dan sumber daya digital terkini tentang parenting.
Bergabung dengan kelompok diskusi parenting lokal atau online adalah cara yang bagus untuk berbagi pengalaman dan belajar dari orangtua lain. Dalam kelompok seperti ini, Anda dapat bertukar tips dan strategi, serta mendapatkan dukungan dari mereka yang menghadapi situasi serupa.
Jika Anda menghadapi tantangan khusus dalam mendidik anak-anak, konsultasi dengan ahli parenting dapat sangat membantu. Psikolog anak atau konselor parenting dapat memberikan panduan khusus sesuai dengan situasi Anda.
Kursus parenting yang ditawarkan di komunitas lokal atau secara online dapat memberikan pengetahuan mendalam tentang berbagai aspek parenting. Ini termasuk strategi disiplin positif, komunikasi efektif, dan cara mengelola stres sebagai orangtua.
Dalam upaya meningkatkan literasi parenting, penting untuk selalu mengingatkan diri sendiri untuk bersabar dan empati terhadap anak-anak. Mengerti perspektif mereka, mendengarkan dengan baik, dan merespons dengan penuh pengertian adalah keterampilan penting dalam parenting yang efektif.
Selain upaya pribadi, ada berbagai sumber daya terkini yang dapat membantu orangtua meningkatkan literasi parenting mereka:
Ada banyak aplikasi parenting yang tersedia untuk smartphone yang dapat membantu orangtua mengatur jadwal, melacak perkembangan anak, dan memberikan tips parenting. Beberapa aplikasi bahkan menawarkan dukungan langsung dari ahli parenting.
Terdapat banyak website dan blog yang menyediakan artikel, tips, dan sumber daya parenting yang up-to-date. Banyak dari mereka ditulis oleh ahli parenting dan orangtua yang berbagi pengalaman mereka.
Podcast parenting telah menjadi sumber daya populer bagi orangtua yang ingin mendengarkan informasi parenting saat mereka dalam perjalanan atau beraktivitas lainnya. Banyak podcast ini menampilkan percakapan dengan ahli parenting dan orangtua yang berpengalaman.
Grup media sosial yang berfokus pada parenting adalah tempat yang bagus untuk berinteraksi dengan orangtua lainnya dan mendapatkan rekomendasi sumber daya parenting terbaru. Facebook dan platform lainnya memiliki banyak grup parenting yang aktif.
Dunia penerbitan terus menghasilkan buku parenting terbaru yang mencerminkan penelitian dan perkembangan terkini dalam bidang parenting. Membaca buku-buku ini dapat memberikan wawasan yang berharga.
Literasi parenting adalah keterampilan yang sangat penting bagi orangtua dalam mendukung perkembangan anak-anak mereka. Memahami pentingnya literasi parenting, cara meningkatkannya, dan mengakses sumber daya terkini adalah langkah-langkah penting dalam menjadi orangtua yang efektif dan mendukung perkembangan anak secara optimal. Semakin banyak orangtua yang terlibat dalam meningkatkan literasi parenting mereka, semakin baik bagi generasi yang akan datang. Literasi parenting adalah investasi berharga dalam masa depan anak-anak.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq
DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Membaca adalah jendela menuju dunia pengetahuan, imajinasi, dan inspirasi. Kebiasaan membaca tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga membentuk pikiran, memperkaya kosakata, dan memperluas wawasan. Di tengah gempuran teknologi modern, membangun kebiasaan membaca yang baik menjadi semakin penting. Perpustakaan Jakarta hadir sebagai mitra dalam perjalanan membentuk pembaca aktif, dengan berbagai sumber daya dan layanan yang dapat membantu Anda meraih manfaat besar dari membaca.
Membangun kebiasaan membaca yang baik memerlukan komitmen dan upaya konsisten. Tidak ada waktu yang lebih baik untuk memulai daripada sekarang. Di bawah ini adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda membangun kebiasaan membaca yang baik:
Sebelum Anda memulai membaca, tentukan tujuan Anda. Apakah Anda ingin mendapatkan pengetahuan baru, mengembangkan imajinasi, atau sekadar bersantai? Tujuan membaca akan membantu Anda memilih jenis buku yang sesuai dengan apa yang Anda ingin capai.
Pilih waktu yang nyaman untuk membaca. Beberapa orang lebih suka membaca di pagi hari, sementara yang lain lebih suka menjelajahi halaman buku di malam hari. Pilih waktu yang paling cocok dengan rutinitas Anda.
Jika Anda baru memulai membangun kebiasaan membaca, mulailah dengan durasi singkat. Membaca selama 10-15 menit setiap hari sudah cukup. Seiring berjalannya waktu, Anda dapat meningkatkan durasinya.
Pilih buku yang sesuai dengan minat Anda. Buku-buku yang menarik perhatian Anda akan membuat proses membaca lebih menyenangkan dan memotivasi Anda untuk terus membaca.
Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk membaca. Pilih tempat yang tenang dan bebas dari gangguan. Buat suasana yang mendukung konsentrasi dan imajinasi.
Selalu bawa buku atau perangkat membaca elektronik Anda kemanapun Anda pergi. Dengan selalu memiliki buku di tangan, Anda dapat memanfaatkan waktu luang untuk membaca, seperti saat menunggu di tempat umum atau saat perjalanan.
Perpustakaan Jakarta menjadi sumber daya berharga dalam membangun kebiasaan membaca yang baik. Di dalamnya, Anda akan menemukan berbagai koleksi buku yang mencakup berbagai genre dan topik. Berikut beberapa cara Perpustakaan Jakarta dapat membantu Anda menjadi pembaca aktif:
Perpustakaan Jakarta memiliki koleksi buku yang sangat beragam, mulai dari fiksi hingga non-fiksi, sastra klasik hingga buku-buku terbaru. Anda dapat memilih buku yang sesuai dengan minat dan tujuan membaca Anda.
Perpustakaan Jakarta menyediakan sarana penelusuran buku yang memudahkan Anda menemukan buku-buku yang Anda cari. Selain itu, Anda juga dapat mendapatkan rekomendasi buku berdasarkan minat dan preferensi Anda.
Layanan peminjaman buku di Perpustakaan Jakarta memungkinkan Anda membawa pulang buku-buku yang Anda pilih. Anda dapat membaca dengan lebih santai di rumah atau di tempat yang Anda sukai.
Perpustakaan Jakarta seringkali mengadakan acara dan lokakarya yang berkaitan dengan membaca dan literasi. Ini adalah kesempatan bagus untuk bertemu dengan sesama pembaca, mendapatkan wawasan baru, dan memperluas jaringan.
Perpustakaan Jakarta juga menyelenggarakan kelas pustaka yang mengajarkan keterampilan membaca, menulis, dan literasi kepada berbagai kelompok usia. Kelas ini dapat membantu meningkatkan pemahaman dan apresiasi Anda terhadap buku dan literasi.
Membangun kebiasaan membaca yang baik adalah investasi dalam diri sendiri. Dengan membaca, Anda tidak hanya mendapatkan informasi dan pengetahuan baru, tetapi juga membentuk pola pikir yang kritis dan analitis. Perpustakaan Jakarta hadir untuk mendukung Anda dalam perjalanan ini, memberikan akses ke dunia literasi dan membantu Anda menjadi pembaca aktif yang selalu lapar akan pengetahuan dan inspirasi.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq
DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Kemerdekaan Indonesia adalah tonggak bersejarah yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Tidak hanya dipahatkan dalam dokumen resmi dan arsip sejarah, tetapi juga tersusun dengan indah dalam karya sastra yang menjadi saksi bisu semangat perjuangan.
Di Perpustakaan Jakarta, kita menemukan cahaya dari jejak-jejak kemerdekaan ini yang tercermin dalam karya-karya sastra bersejarah. Mari kita pahami bagaimana sastra mengajarkan masyarakat masa kini tentang nilai-nilai kemerdekaan dan patriotisme.
Pada tahun 1945, Indonesia mengumumkan kemerdekaannya secara resmi. Perjuangan menuju kemerdekaan ini telah dirintis jauh sebelumnya, dan tidak sedikit sastrawan turut serta dalam membentuk dan menyuarakan semangat merdeka ini. Karya-karya sastra menjadi wadah yang memungkinkan para penulis untuk mengungkapkan rasa cinta, harapan, dan semangat nasionalisme mereka. Berikut beberapa karya sastra dengan latar belakang era kemerdekaan:
Dalam trilogi epik ini, Ahmad Tohari membimbing kita mengitari kehidupan masyarakat pedalaman Indonesia pada era awal kemerdekaan. Di balik kisah ronggeng yang memikat, ada cerminan perubahan sosial dan politik yang mewarnai masa tersebut. Dengan kepiawaian narasinya, Tohari mengajak kita meresapi pancaran warna-warni perubahan tersebut.
Novel ini membawa kita mengunjungi era perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui mata masyarakat Jawa. Lewat narasi yang begitu puitis, Mangunwijaya berhasil melukis kancah perubahan yang mengguncang lapisan-lapisan masyarakat pada masa-masa krusial. Ini adalah karya sastra yang memberikan suara kepada mereka yang sebelumnya tak terdengar.
Walau bukan kelahiran Indonesia, "Max Havelaar" oleh Multatuli memberikan pandangan menarik mengenai penjajahan dan eksploitasi yang diterapkan oleh Hindia Belanda. Karya ini melukiskan dampak penjajahan terhadap negeri ini dan menjadi pengingat akan perjuangan panjang yang mengantar kita ke kemerdekaan.
Eka Kurniawan, menggambarkan kesulitan seorang perempuan cantik yang hidup di masa akhir kolonial. Melalui "Cantik Itu Luka," beliau membawa kita ke dalam labirin kisah masa lampau, dari pemberontakan hingga perkembangan sosial yang mengubah wajah Indonesia.
Pramoedya Ananta Toer menyuguhkan kisah cinta yang mekar di tengah dinamika politik awal abad ke-20. "Bumi Manusia" mencerminkan semangat perjuangan dan perubahan sosial pada masa-masa penuh tantangan tersebut. Dengan gaya narasi yang menggugah, novel ini menghantarkan kita merasakan jiwa sejarah.
Sejarah kemerdekaan Indonesia bukan hanya tentang fakta-fakta yang tertulis, tetapi juga tentang nilai-nilai dan semangat yang tercermin dalam karya-karya sastra. Melalui kata-kata yang indah, sastrawan telah merajut benang-benang semangat kemerdekaan dalam lembaran buku.
Perpustakaan Jakarta mengundang kita untuk merenung, memahami, dan menghargai makna yang lebih dalam dari kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa ini. Temukan buku-buku ini melalui aplikasi Jaklitera, siapkan dirimu untuk menyelami pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan mengilhami semangat patriotisme.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq
DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Puisi dan sastra memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menjadi suara bagi perasaan, harapan, dan semangat suatu zaman. Dalam sejarah bangsa Indonesia, puisi dan sastra telah menjadi saluran penting untuk menyuarakan semangat kemerdekaan, mengungkapkan perasaan patriotisme, serta merayakan kebebasan yang diperjuangkan oleh para pahlawan.
Karya-karya puisi sastrawan Indonesia yang bersejarah tentang kemerdekaan telah menjadi bagian penting dari warisan budaya kita. Mari kita merenungkan beberapa karya tersebut yang telah membawa suara kemerdekaan dalam wujud kata-kata yang indah.
Puisi "Karawang-Bekasi" karya Chairil Anwar menggambarkan suara para pahlawan yang telah berjuang di medan perang, terutama antara wilayah Karawang dan Bekasi. Meskipun mereka yang terbaring tak bisa berteriak "Merdeka" lagi, tetapi deru semangat dan keberanian mereka masih terdengar dalam bayang-bayang perjuangan.
“…Kami cuma tulang-tulang berserakan / Tapi adalah kepunyaanmu / Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan / Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan…”
Puisi "Menatap Merah Putih" karya Sapardi Djoko Damono menjadi ajakan untuk menghormati dan mengenang bendera Merah Putih yang melambai di langit Indonesia. Puisi ini menggambarkan perjuangan, pengorbanan, dan semangat yang terkandung dalam setiap kibaran bendera tersebut, serta mengingatkan pentingnya menjaga kebebasan dan kebenaran yang telah diperjuangkan oleh pejuang.
“… Menatap merah putih adalah perlawanan melawan angkara murka / membinasakan penidas dari negeri tercinta Indonesia / Menatap merah putih adalah bergolaknya darah / demi membela kebenaran dan azasi manusia…”
Puisi “Gerilya” karya WS Rendra menggambarkan penderitaan dan perjuangan seorang pejuang gerilya dalam medan perang. Tubuh biru sang pejuang dan tatapan mata biru yang mewakili tekad, serta pengorbanan yang dihadapinya dalam pertempuran. Puisi ini menciptakan gambaran tentang perjuangan melawan penjajahan dengan simbol-simbol seperti tembakau dan gerbang langit, serta menggambarkan keberanian dan tekad pejuang untuk memperoleh kemerdekaan.
“…Tubuh biru / tatapan mata biru / lelaki berguling dijalan / Dengan tujuh lubang pelor / diketuk gerbang langit / dan menyala mentari muda / melepas kesumatnya…”
Puisi ini mengajukan pertanyaan akan kemungkinan kembali kepada kehidupan yang terjamin tetapi penuh penindasan, menggambarkan konflik antara kebebasan dan penderitaan dalam suasana kota Jakarta. Pesan puisi ini mengajak untuk tidak mundur dalam perjuangan dan tetap setia kepada cita-cita kemerdekaan meskipun menghadapi tirani.
“…Sebuah sungai membatasi kita / Di bawah terik matahari Jakarta / Antara kebebasan dan penindasan / Berlapis senjata dan sangkur baja…”
Puisi "Bunga dan Tembok" karya Widji Thukul menggambarkan konflik antara kaum pejuang kemerdekaan dan penindasan penguasa. Puisi ini menciptakan gambaran tentang perlawanan terhadap pembangunan infrastruktur yang merampas tanah dan kebebasan, serta menggambarkan perlawanan tanpa henti para pejuang yang pada akhirnya akan menumbangkan tembok penindasan dengan keyakinan dan semangat kemerdekaan.
“…Jika kami bunga / Engkau adalah tembok itu / Tapi di tubuh tembok itu / Telah kami sebar biji-biji / Suatu saat kami akan tumbuh bersama / Dengan keyakinan: engkau harus hancur!...”
Puisi-puisi sastrawan Indonesia yang menggambarkan semangat kemerdekaan ini adalah warisan berharga yang mengingatkan kita tentang pentingnya mempertahankan dan menghargai kemerdekaan yang telah dicapai. Melalui kata-kata yang indah dan mendalam, karya-karya ini terus menyuarakan semangat patriotisme dan penghargaan terhadap para pahlawan yang telah berjuang demi tanah air.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq
DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Indonesia memiliki harta karun berupa kekayaan sastra yang menghiasi perjalanan intelektual bangsa ini. Karya sastra, hingga saat ini, telah mencapai jutaan judul yang tersebar dalam rentang waktu yang berbeda-beda. Setiap fase perjalanan ini memberikan tempat bagi tokoh-tokoh luar biasa yang kehadiran mereka masih terasa berpengaruh hingga masa kini.
Meskipun belum ada kesepakatan definitif, para ahli telah mencoba menggolongkan periode sastra di Indonesia dimulai dari era Pujangga Lama. Periode ini mencakup karya-karya sastra yang lahir sebelum abad ke-20. Setelah Pujangga Lama, berbagai periode sastra baru muncul dengan para sastrawan dan karyanya yang masih hidup dalam ingatan hingga era modern.
Usai masa Pujangga Lama, dunia sastra Indonesia memasuki babak era Balai Pustaka. Era ini menyaksikan munculnya banyak karya sastra dengan genre roman yang menghiasi periode 1920 hingga 1930.
Pada masa ini, Pemerintah Belanda menerapkan pembatasan terhadap karya sastra, yang menyebabkan sebagian besar sastrawan periode ini berasal dari Sumatera. Hal ini menyiratkan bahwa sastra Balai Pustaka kental dengan penggunaan bahasa Melayu Tinggi.
Armijn Pane, M. Kasim, Nur Sutan Iskandar, Marah Rusli, Asrul Sani, Hans Bague Jassin, dan Amir Hamzah adalah beberapa nama sastrawan terkenal pada masa ini. Salah satu pencapaian terbesar dari era Balai Pustaka adalah novel fenomenal "Sitti Nurbaya" karya Marah Rusli.
Sebutan "Pujangga Baru" berasal dari majalah sastra dan budaya "Poedjangga Baroe" yang pertama kali diterbitkan pada 29 Juli 1933. Salah satu karya yang masih dikenang hingga kini dari angkatan Pujangga Baru adalah "Layar Terkembang" karya Sutan Takdir Alisyahbana.
Pujangga Baru umumnya mengeksplorasi karya mereka tanpa campur tangan kolonial Belanda. Beberapa tokoh besar era ini adalah Ali Hasymi, J.E Tatengkeng, Selasih, Mozasa, Sutan Takdir Alisyahbana, dan Sanusi Pane.
Periode ini ditandai oleh karya sastra realistis, di mana konteks tulisan menjadi lebih berfokus daripada kaidah bahasa. Masa ini melahirkan banyak nama besar sastrawan Indonesia yang terus terkenal hingga kini.
Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, Usmar Ismail, Ida Nasution, Utuy Tatang Sontani, Balfas, J.E. Tatengkeng, dan Asrul Sani adalah tokoh yang mencorakkan Angkatan 45. Salah satu karya sastra monumental era ini adalah kumpulan puisi "Aku" karya Chairil Anwar.
Era ini menandai peralihan sastra dari masa perang menuju perdamaian. Sastrawan Angkatan 50 lebih banyak menghasilkan cerita pendek dan kumpulan puisi. Taufik Ismail, Umar Kayam, Goenawan Mohamad, WS Rendra, NH Dini, Sapardi Djoko Damono, dan banyak lainnya adalah sastrawan Indonesia yang menunjukkan kecemerlangan karya mereka pada era 50-an.
Sastrawan pada periode ini lebih berani bereksperimen. Era Angkatan 70-an lahir sebagai respons terhadap tradisi. Pada masa ini, penerbitan mulai bangkit kembali dan banyak sastrawan terkenal. Sastrawan-sastrawan generasi 50-an, yang telah matang pada tahun 70-an, masih mendominasi periode ini. Contohnya Putu Wijaya, Arifin C. Noer, Sutardji Calzoum Bachri, Iwan Simatupang, Danarto, dan Rendra.
Kemunculan era reformasi memunculkan karya sastra berfokus pada isu-isu sosial dan politik. Sastrawan era Reformasi merefleksikan perubahan sosial dan politik di akhir tahun 1990-an. Nama-nama seperti Rendra, Taufik Ismail, Seno Gumira Ajidarma, Joko Pinurbo, Widji Thukul, Ahmadun Yosi Herfanda, dan Acep Zamzam Noer menciptakan karya monumental di era ini.
Masuk ke era 2000, sastrawan lebih mengandalkan literasi dan gaya cerita yang estetis. Banyak sastrawan Indonesia terkenal lahir dan berkembang pada era ini. Ayu Utami, Afrizal Malna, Andrea Hirata, Habiburrahman El Shirazy, adalah contoh tokoh terkemuka pada era ini.
Dari jejak perjalanan sastrawan Indonesia sebelum kemerdekaan hingga kini, tampak jelas bagaimana karya-karya sastra telah menjadi saksi bisu atas evolusi intelektual bangsa ini. Melalui jutaan judul yang tersebar dalam berbagai periode waktu, Indonesia memiliki harta karun berupa warisan sastra yang tak ternilai.
Setiap fase perjalanan mengantarkan kita kepada tokoh-tokoh luar biasa yang memberikan sumbangsih berharga, mewarnai masa lalu, dan terus berdampak hingga masa kini. Dari Pujangga Lama hingga era kemerdekaan, dan dari Balai Pustaka hingga ke zaman digital, jejak para sastrawan terus mengilhami, mengajarkan, dan membuka jendela wawasan.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq
DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Dunia sastra Indonesia telah menjadi ladang subur bagi berbagai sosok penting yang telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan kebudayaan bangsa. Salah satu tokoh penting yang patut diacungi jempol adalah Bahrum Rangkuti, seorang penulis dan sastrawan Indonesia yang telah melahirkan karya-karya berharga.
Bahrum Rangkuti lahir di Riau, 20 Mei 1950. Ia tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan budaya tradisional. Sejak muda, Bahrum telah menunjukkan minat dan bakat dalam dunia sastra. Ia gemar menulis puisi dan cerpen. Bakatnya yang luar biasa diakui sebagai salah satu siswa berprestasi di sekolahnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, Bahrum melanjutkan studinya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Di perguruan tinggi inilah, ia semakin terpapar pada dunia sastra yang lebih luas dan mendalam. Ia aktif dalam kegiatan organisasi sastra dan sering berpartisipasi dalam diskusi-diskusi tentang sastra dan budaya.
Setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Bahrum Rangkuti memulai perjalanan karier sastranya. Tahun 1975, ia menerbitkan buku pertamanya yang berjudul "Perempuan Kembang Jepun". Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang menarik perhatian pembaca dengan gaya bahasa yang mengalir dan cerita-cerita yang menyentuh. Lewat karyanya, Bahrum mampu menghadirkan potret kehidupan sosial dan budaya masyarakat sekitarnya.
Bahrum Rangkuti memiliki cara unik dalam mengeksplorasi isu-isu sosial dalam karyanya. Ia sering mengangkat cerita-cerita yang berkaitan dengan ketidakadilan, kesenjangan sosial, perjuangan rakyat kecil, dan isu sosial lainnya. Salah satu karyanya yang mencerminkan hal ini adalah novel "Aku Bangga Jadi Anak Petani" yang menceritakan tentang perjuangan seorang anak petani untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Sebagai seorang sastrawan, Bahrum Rangkuti sangat mencintai dan menghargai budaya lokal. Ia sering mengangkat cerita-cerita yang menggambarkan kearifan lokal dan kehidupan masyarakat pedesaan dalam karyanya. Novel "Rimba Pusaka" adalah salah satu contoh klasik karyanya yang menghadirkan kehidupan masyarakat adat di pedalaman Sumatera.
Konsistensi dan kualitas karya Bahrum Rangkuti tidak luput dari penghargaan dan pengakuan. Tahun 1985, ia menerima Penghargaan Sastra dari Dewan Kesenian Jakarta sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya dalam dunia sastra Indonesia. Beberapa karyanya juga telah diadaptasi menjadi film dan drama panggung, membawa nama sastrawan Indonesia ini lebih dikenal secara nasional.
Selain sebagai seorang penulis produktif, Bahrum Rangkuti juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sastra. Ia sering memberikan seminar, lokakarya, dan berpartisipasi dalam festival sastra. Lebih dari itu, ia juga membina generasi muda penulis melalui berbagai kegiatan komunitas sastra.
Bahrum dikenal karena kepeduliannya terhadap pendidikan dan literasi. Ia sering berkunjung ke berbagai sekolah dan komunitas untuk berbicara tentang pentingnya membaca dan menulis. Dalam banyak kesempatan, ia memberikan semangat dan inspirasi kepada generasi muda untuk mencintai dan mengembangkan bakat sastra mereka.
Bahrum Rangkuti telah menorehkan jejak berharga dalam dunia sastra Indonesia. Dari latar belakang yang sederhana, ia berhasil menjadi salah satu sastrawan ternama di tanah air. Melalui tulisannya, ia telah memberikan inspirasi, introspeksi, dan pandangan kritis tentang dunia di sekitarnya.
Semangat dan dedikasi dalam mengejar cinta pada sastra harus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan potensi dan bakat sastranya dalam menceritakan kisah-kisah yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Bahrum Rangkuti adalah seorang sastrawan Indonesia yang telah meninggalkan warisan berharga dalam dunia sastra. Dari masa muda hingga kesuksesan karier sastranya, Bahrum telah menunjukkan ketekunan dan semangat dalam mengejar passionnya.
Melalui tulisannya, ia telah mengangkat isu-isu sosial dan kearifan lokal, serta memberikan kontribusi nyata dalam memajukan dunia sastra dan literasi di Indonesia. Semangat dan dedikasinya dalam mengejar cinta pada sastra harus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan potensi dan bakat sastranya. Bahrum Rangkuti adalah contoh nyata bahwa melalui karya sastra, kita dapat menyampaikan pesan-pesan inspiratif yang dapat mengubah dunia.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq