Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin Gandeng Demi Film Indonesia Gelar Wisata Sastra Film Ketiga: Menyatu dalam Sastra dan Sinema
Thian Wisnu Isnanto Dilihat sebanyak 30x

Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin Gandeng Demi Film Indonesia Gelar Wisata Sastra Film Ketiga: Menyatu dalam Sastra dan Sinema
Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin Gandeng Demi Film Indonesia Gelar Wisata Sastra Film Ketiga: Menyatu dalam Sastra dan Sinema
Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin Gandeng Demi Film Indonesia Gelar Wisata Sastra Film Ketiga: Menyatu dalam Sastra dan Sinema

DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumen Sastra (PDS) HB Jassin, bekerja sama dengan Demi Film Indonesia, berhasil menyelenggarakan Wisata Sastra Film yang ketiga. Acara berlangsung meriah pada Selasa (26/09/2023) di Aula PDS HB Jassin, Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Adapun peserta dalam acara ini mayoritas adalah pelajar SMP dan SMA Jakarta, termasuk dari SMPN 1, SMPN 198, SMKN 1, SMAN 68, dan SMAN 4. Mereka berkesempatan untuk berdiskusi tentang film bersama Cholidi Asadil Alam.

Acara ini dibuka dengan sebuah video dokumenter yang memperkenalkan Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin kepada para peserta.Kemudian, suasana semakin hidup dengan pemutaran film pendek karya Cholidi Asadil Alam, yang juga merupakan pemeran dalam film "Ketika Cinta Bertasbih." Film tersebut mengangkat tema perubahan Kota Sukabumi yang semakin maju, dengan masyarakat yang memiliki karakter religius. 

Cholidi Asadil Alam, seorang aktor yang banyak membintangi film Islami, berbicara tentang keterkaitan film ini dengan generasi muda. 

"Ini film sebenarnya dekat dengan adik-adik semuanya karena pemerannya juga baru berusia 19 Tahun ya. Istilah kuliah baru semester-semester awal, jadi relate dengan adik-adik semua yang SMP dan SMA," ujar Cholidi (26/09/2023).

Seluruh rangkaian acara dipandu oleh Fachrul Muchsen atau yang akrab disapa “Kang Arul” dari Demi Film Indonesia (DFI). 

Dalam sesi diskusi, Cholidi Asadil menjelaskan bahwa film ini memiliki sisi ilmiah melalui pesan-pesan yang terdapat dalam film sehingga dapat mempengaruhi pola pikir penonton. 

"Film itu benar-benar ilmiah, karena ada message (pesan) terutama pesan-pesan kebaikan begitu juga dalam komunikasi, apa yang kita lihat, kita dengar itu mempengaruhi pola pikir kita," ucapnya lebih jelas.

Setelah diskusi pertama, para peserta mendapatkan wawasan dari diskusi dengan Asma Nadia tentang perjalanan buku ke layar lebar dan bersama-sama menyimak sambutan dari Kepala Satuan Pelaksana Layanan Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin, Marchantia Teisha.

"Kami sangat senang, saya mewakili teman-teman di perpustakaan (Jakarta dan PDS HB Jassin). Bahwa telah diadakan Wisata Sastra untuk yang ketiga. Alhamdulillah, semoga Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin bisa menjadi pembuka jendela wisata untuk teman-teman melalui rangkaian film yang ditayangkan. Mudah-mudahan juga teman-teman bisa menjadi calon-calon sastrawan baru, calon penerus literasi yang terbaik untuk bangsa," ucap Marchantia Teisha selaku Kepala Satuan Pelaksana Layanan Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin.

Setelahnya, Asma Nadia mengambil alih jalannya acara melalui berbagai nilai dan kisah hidupnya yang menginspirasi setelah sukses merambah dunia perfilman tanah air. Menurut Asma, impian besar adalah kunci kesuksesan, dan mimpi itu tidak memerlukan biaya. Dia mendorong para peserta untuk bermimpi besar tanpa batasan. 

"Jadi adik-adik bisa dengan sekarang punya mimpi itu setinggi-tingginya, sehebat-hebatnya. Mimpi itu tidak perlu di kompromi, tidak perlu di diskon, dan tidak perlu disederhanakan, karena mimpi itu tidak bayar," kata Asma Nadia yang 13 bukunya telah difilmkan (26/09/2023).

Selain itu, Asma juga menyoroti pentingnya membaca sebagai kursus terjangkau untuk menjadi penulis. 

"Membaca itu adalah kursus paling murah untuk menjadi penulis. Kamu tidak mungkin bergerak hanya kanan saja, kamu gak bisa bergerak kiri aja. Jadi, kalau kamu ingin langkahmu seimbang kiri dan kanan, langkah mungkin semakin berisi maka tidak hanya menulis tapi kamu harus membaca," ungkapnya.

Asma menegaskan bahwa ide adalah aset berharga dalam menulis cerita dan judul yang menarik menjadi daya tarik bagi produser.

Wisata Sastra Film yang ketiga ini telah memberikan pengalaman berharga dalam sastra dan sinema kepada para pesertanya. Semoga perhelatan ini akan terus menjadi pembuka jendela wisata bagi generasi muda serta menciptakan calon sastrawan dan sinematografer terbaik untuk Indonesia.

Reporter: Azhiim Pontoh

Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq


perpustakaan jakarta PDS HB Jassin