Tjokropranolo : Asisten Pribadi Jenderal Soedirman yang Menjabat Gubernur Jakarta
Burhan Dilihat sebanyak 145x

Tjokropranolo : Asisten Pribadi Jenderal Soedirman yang Menjabat Gubernur Jakarta

DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA – Letnan Jenderal (Purn) Tjokropranolo, lahir di Temanggung, Jawa Tengah 21 Mei 1924. Ia lebih akrab dengan panggilan Bang Nolly, salah satu mantan Gubernur DKI Jakarta dan tokoh militer dalam sejarah perjuangan Indonesia. Dia menjadi pegawai pribadi Panglima Besar Soedirman pada masa Revolusi Nasional Indonesia melawan pendudukan Belanda. Dia turut meloloskan Soedirman dari serangan maut tentara Belanda yang berkali-kali melakukan percobaan pembunuhan terhadap Soedirman. Dalam karier kemiliteran, dia tidak hanya terjun ke medan tempur, tetapi juga banyak terlibat dalam posisi penting di balik layar, antara lain Asintel Siaga dan Kepala Intellijen dalam berbagai konflik, dan sekretaris militer untuk Presiden.

 

Gambar 1.1Menteri Dalam Negeri Amirmachmud mengambil sumpah Tjokropranolo sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 29 September 1977

 

Tjokropranolo memperoleh pendidikan formalnya di bawah sistem pendidikan kolonial Belanda, di sekolah ELS (Europeesche Lagere Scholen) di Temanggung, Jawa Tengah dan di sekolah MULO (Meer Uitbebreide Lagere Onderwijs) di Ambarawa. Pada masa pendudukan Jepang, di Hindia Belanda, Tjokropranolo tergabung dalam pasukan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor, Jawa Barat, dimana dia mendapat pelatihan militer dasar dari pasukan Jepang. Dia ditunjuk menjadi komandan peleton (Shodancho) dan kemudian mengikuti pelatihan lebih lanjut dalam perang gerilya dengan organisasi Jepang Yugekitai di Kota Salatiga, Jawa Tengah dari bulan April 1944 sampai bulan Agustus 1945 (kalahnya Jepang dalam Perang Dunia II).

Setelah terbentuknya BKR (Badan Keamanan Rakyat), Tjokropranolo bergabung dengan BKR di kota Magelang, Jawa Tengah, dan menjadi komandan deputi penjaga markas TKR. Kemudian dia menjadi pegawai pribadi Jenderal Soedirman di Yogyakarta tahun 1946 dengan pangkat kapten. Dia kemudian menjadi komandan dua batalyon, yaitu komandan Corps Polisi Militer (CPM) tahun 1948 dan komandan pasukan pengawal pribadi Jenderal Soedirman dari 1948-1949. Selama perang pembelaan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda, dia ikut terjun dalam kampanye perang gerilya bersama Jenderal Soedirman dari awal sampai akhir, saat Jenderal Soedirman pulang ke Yogyakarta tanggal 10 Juli 1949.

Setelah Belanda menyerahkan kepulauan nusantara sebagai Republik Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949,  Tjokropranolo menyiapkan pengaturan keamanan untuk kedatangan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan Jenderal Soedirman di Jakarta.

Dalam masa pertahanan kesatuan Indonesia, dengan kedudukan Kepala Staf IV (Operasi), Tjokropranolo menghentikan pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) pada tahun 1950 yang dimotori oleh Westerling, seorang kapten pasukan komando Belanda. Tjokropranolo kemudian berangkat ke Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, dimana dia menjabat sebagai Komandan CPM Detasemen VII/2 dalam meredakan pemberontakan Andi Aziz dan pemberontakan Republik Maluku Selatan di Manado, Sulawesi Utara.

Tjokropranolo kemudian mengikuti pendidikan dalam Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (1954-1955) dan Sekolah Staf Pertahanan India di New Delhi tahun 1955. Dia bertugas di Jawa dan Kalimantan dalam posisi komandan dan kemudian menjadi Kepala Departemen Intelijen Dalam Staf Perwakilan Indonesia di Kota Baru, Papua Barat selama periode 1961-1963 (kampanye Trikora). Tahun 1963 Tjokropranolo menjabat menjadi Kepala Kesatuan Dalam XI di Kontingen Garuda dari pasukan perdamaian PBB yang terjun ke Kongo, Afrika dengan pangkat Kolonel. Kemudian ia menjadi Asintel (Asisten Intelijen) yang terlibat di dalam perundingan antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia dalam akhir dari peristiwa Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1963-1966).

Tjokropranolo banyak terlibat dalam operasi keamanan dalam negeri setelah terjadinya pemberontakan G30S (Gerakan 30 September) tahun 1965, dimana dia menjabat sebagai Kepala Staf Komando Strategi dam Cadangan Angkatan Darat dan sebagai Direktur di Departemen Pertahanan Republik Indonesia dengan pangkat Brigjen. Tjokropranolo akhirnya mengakhiri karier militernya saat dia pensiun dengan pangkat Letnan Jenderal pada tahun 1977. Kemudian dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 1977-1982.

 

Gambar 1.2 – Tjokropranolo (memakai batik dan memegang buku) pada salah satu acara expo di Jakarta pada masa jabatannya

 

Sebelum menjabat Gubernur Jakarta, selama satu tahun Tjokropranolo menjadi Asisten Gubernur Ali Sadikin. Pada tahun 1977, dia dilantik sebagai Gubernur Jakarta. Selama dia menjabat Gubernur, dia sering mengunjungi berbagai pabrik untuk mengecek kesejahteraan buruh dan mendapatkan gagasan langsung tentang upah mereka. Usaha kecil juga menjadi perhatiannya, dia mengalokasikan sekitar ratusan tempat untuk puluhan ribu pedagang kecil agar dapat berdagang secara legal. Kemacetan dan kesemrawutan transportasi kota menjadi masalah yang sulit dipecahkan. Perda yang mengatur pedagang jalanan tidak efektif, sehingga masih ada pedagang yang berjualan di badan jalan.

Beberapa program yang dilaksanakan semasa pemerintahan Tjokropranolo, yaitu pada 29 Agustus 1977 Tjokropranolo meresmikan Kembali beroperasinya angkutan kereta api kota Jabotabek. Sudah hamper 20 tahun kereta api/trem kota tidak beroperasi di Jakarta. Sebanyak 24 Kereta Rel Diesel (KRD) dan 20 Kereta Rel Listrik (KRL) dioperasikan setiap hari pukul 05.30-19.00, dengan jadwal pemberangkatan setiap 15 menit, tarifnya Rp 50 per orang. Selain itu, pada tanggal 08 April 1978 diresmikan juga angkutan Metro Mini dan Kopaja (Koperasi Angkutan Jakarta).

Setelah menanggalkan jabatan Gubernur DKI Jakarta tahun 1982, dia sempat aktif dalam bidang sosial, wiraswasta, dan juga menjadi anggota board direktur beberapa universitas di Indonesia. Tjokropranolo meninggal tanggal 22 Juli 1998 pada usia 74 tahun di Rumah Sakit Tentara di Jakarta.

 

 

Penulis & Editor : Tim Publikasi Kearsipan

Sumber :

Sopandi, Andi. Triono. Hamluddin. (2019). Profil Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta dari Masa Ke Masa. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta.

Wikipedia.com. 10 Februari 2024. Tjokropranolo. Diakses pada 20 Januari 2024, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Tjokropranolo


Kearsipan Jakarta Tempoe Doeloe Gubernur