DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA - Bulan Oktober, sebuah periode yang penuh dengan semangat nasionalisme. Bulan ini memegang tempat spesial di hati rakyat Indonesia sebab ini adalah saat ketika Indonesia merayakan Bulan Bahasa dan Sastra, sebuah perayaan yang memiliki makna yang mendalam dan menghormati bahasa sebagai alat persatuan dan kekayaan budaya kita.
Mungkin sebagian besar dari masyarakat belum terlalu akrab dengan peringatan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tradisi ini mungkin masih terasa asing bagi sebagian besar masyarakat, kecuali bagi kalangan akademisi, penggiat bahasa, dan pemerhati bahasa yang menjadikan ini sebagai fokus utama. Pada bulan ini, biasanya diadakan berbagai kegiatan seperti lomba menulis puisi, lomba menulis cerpen, lomba pidato, dan berbagai kompetisi lain yang bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang adanya Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Sejarah Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia mengakar pada peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 28 Oktober, yaitu Hari Sumpah Pemuda. Pada tanggal tersebut, tahun 1928, sebuah komitmen besar diucapkan oleh para pemuda Indonesia. Mereka bersumpah untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Ikrar tersebut mengandung pesan yang kuat:
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.”
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.”
“Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Inilah awal dari perjalanan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan persatuan Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi lambang semangat persatuan dan kemerdekaan. Sehingga, memilih bulan Oktober untuk merayakan bahasa dan sastra adalah sebuah penghormatan terhadap perjuangan dan tekad para pemuda pada masa lalu.
Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra di bulan Oktober bertujuan nyata, yaitu untuk mengingatkan kita tentang pentingnya Bahasa Indonesia sebagai sarana persatuan dan sekaligus upaya menghargai serta memeriahkan kekayaan budaya kita. Indonesia, dengan keberagaman suku dan bahasa, memiliki sekitar 719 bahasa daerah yang masih digunakan aktif.
Di tengah arus globalisasi dan penetrasi bahasa asing ke dalam kehidupan sehari-hari, Bahasa Indonesia menjadi semakin vital dalam menjembatani perbedaan dan memperkokoh kesatuan sebagai identitas nasional kita. Setiap tahun, Bulan Bahasa dan Sastra diperingati sebagai bentuk komitmen untuk memajukan Bahasa Indonesia dan sastra nasional.
Hal ini menjadi upaya konkret untuk memelihara semangat cinta dan keterlibatan masyarakat dalam melestarikan serta menghormati bahasa sebagai pilar persatuan dan cinta pada warisan budaya kita. Dalam mengapresiasi Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia, kita juga secara simbolis menghormati warisan leluhur dan memperkuat tekad bersama untuk menjaga Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.
Saatnya kita merayakan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan semangat yang menggebu-gebu, karena bahasa adalah inti dari identitas kita sebagai bangsa. Dalam merayakan bulan ini, kita memiliki tanggung jawab bersama untuk melestarikan dan menghormati bahasa sebagai jembatan persatuan kita. Melalui tindakan kita sehari-hari, seperti membaca buku-buku sastra, kita dapat menjaga Bahasa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Jadi, mari kita sambut Bulan Bahasa dan Sastra dengan penuh semangat dan cinta pada bahasa kita sendiri, karena hanya bersama-sama kita bisa memastikan bahwa bahasa ini akan terus menjadi kekuatan penyatuan bangsa Indonesia.
Penulis: Afifa Marwah
Editor: Brilliant Dwi Izzulhaq