Sebagai perwujudan dari Pemerintahan yang peduli terhadap kemajuan warganya maka pembangunan dibangun melalui 2 (dua) unsur yakni pembangunan fisik kota dan pembangunan intelektual penduduknya. Dua fungsi ini harus seiring sejalan agar manusia sebagai entitas yang berada di suatu kota dapat beraktifitas berkesesuaian dengan pembangunan fisik yang ada. Dengan demikian maka dapat terwujud kota yang maju dengan warganya yang bermartabat.

Literasi merupakan unsur utama kesejahteraan. Dengan literasi penduduk dapat mengaplikasikan pengetahuan menjadi nilai-nilai yang diperankan di masyarakat. Untuk memulai atmosfer literasi yang baik peran pemerintah dengan komunitas merupakan kunci sukses keberhasilan menciptakan atmosfir literasi yang baik. Di DKI Jakarta pada tahun ini akan melaksanakan kegiatan #BacaJakarta sebagai inisiasi, kolaborasi, dan pionir kegiatan sejenis

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta (Dispusip) memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dalam pengembangan peran dan fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi, sarana pendidikan dan pembelajaran, penelitian, serta rekreasi kultural. Sebagai institusi pengembang literasi baca tulis, Dispusip juga berkomitmen dalam upaya pembudayaan kegemaran membaca masyarakat dengan berperan aktif mendorong Pembudayaan Kegemaran Membaca.

Upaya dalam merealisasikan komitmen tersebut juga dilakukan Dispusip melalui berbagai kegiatan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan kegiatan tantangan membaca bertajuk #bacajakarta yang akan diikuti oleh kategori usia anak-anak dengan usia 7 sampai 12 tahun, melalui ruang-ruang baca yang tersedia dibantu oleh para relawan sebagai fasilitator. #bacajakarta juga merupakan bentuk motivasi dan apresiasi kepada anak-anak Jakarta agar tumbuh kegemaran membaca dan kecintaan terhadap pada ilmu pengetahuan, perpustakaan, dan mengasah kemampuan literasi baca tulis. Pelaksanaan #bacajakarta juga melibatkan berbagai unsur, SKPD terkait, Pengelola Taman Baca Masyarakat, Relawan/Penggiat Literasi,Pustakawan dan professional lainnya, pihak swasta, Public Figure , ruang-ruang baca, maupun akademisi dalam penyelenggaraannya.