Basuki Tjahaja Purnama : Gubernur yang Tegas Melawan Korupsi dan Mereformasi Birokrasi
Burhan Dilihat sebanyak 144x

Basuki Tjahaja Purnama : Gubernur yang Tegas Melawan Korupsi dan Mereformasi Birokrasi

DISPUSIP JAKARTA, INDONESIA Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (EYD: Basuki Cahaya Purnama) dengan nama Tionghoa: Zhong Wanxue, lahir di Manggar, Belitung Timur 29 Juni 1966, ia lebih dikenal dengan nama panggilan Hakka Ahok, merupakan seorang pejabat Wakil Gubernur sekaligus Gubernur menggantikan Jokowi yang terpilih menjadi Presiden RI tahun 2014.

Basuki merupakan putra pertama dari Alm. Indra Tjahaja Purnama (Tjoeng Klem Nam) dan Buniarti Ningsih. Basuki memiliki empat orang adik, yaitu Basuri Tjahaja Purnama, Fifi Lety, Harry Basuki, dan Frans yang meninggal dunia saat remaja. Keluarganya adalah keturunan Tionghoa-Indonesia dari suku Hakka (Keija). Masa kecil Basuki lebih banyak dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, hingga selesai menamatkan pendidikan sekolah menengah tingkat pertama. Setamat dari sekolah, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Trisakti dengan Jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Mineral.

 

Gambar 1.1Pelantikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara tahun 2014

 

Basuki merupakan warga negara Indonesia dari etnis Tionghoa dan pemeluk agama Kristen Protestan pertama yang menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, gubernur DKI Jakarta yang pernah dijabat oleh pemeluk agama Katolik, Henk Ngantung pada periode 1964-1965. Sebelumnya, Basuki merupakan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari Partai Golkar. Ia juga pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2006, dan merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur.

Sebelumnya Basuki merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo. Setelah Jokowi mundur karena terpilih menjadi presiden, Ahok secara otomatis menjadi Gubernur pengganti dengan sisa masa tugas dua tahun. Selama memimpin Jakarta, Ahok telah menunjukkan ketegasan terhadap birokrat yang tidak kompeten dan terlibat dalam penyimpangan anggaran, lalu di tangannya, Jakarta diberikan kemudahan dalam mengakses beragam fasilitas diantaranya berupa perangkat, pendanaan, sumbangan keadilan teknis, dan berbagai sumber daya lainnya. Semua itu dimaksudkan untuk membangun ketahanan kota dalam menghadapi tantangan era abad ke-21. Di akhir tugasnya, Ahok tersandung masalah penistaan agama dan divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

 

 

Penulis & Editor : Tim Publikasi Kearsipan

Sumber :

Sopandi, Andi. Triono. Hamluddin. (2019). Profil Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta dari Masa Ke Masa. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta.

Wikipedia.com. 16 Februari 2024. Basuki Tjahaja Purnama. Diakses pada 13 Maret 2024, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Basuki_Tjahaja_Purnama


Kearsipan Jakarta Tempoe Doeloe Gubernur